Ilmu Pengetahuan Teknologi & Kemiskinan
I.
Ilmu Pengetahuan
a. .Pengertian Ilmu Pengetahuan Ilmu pengetahuan
atau ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu merujuk kepada kefahaman manusia
terhadap sesuatu perkara, yang mana ia merupakan kefahaman yang sistematik dan
diusahakan secara sadar. Pada umumnya, ilmu mempunyai potensi untuk
dimanfaatkan demi kebaikan manusia.
b. Sebutkan
4 Hal Sikap yang Ilmiah
·
Sikap Ingin Tahu
·
Sikap Kritis
·
Sikap Terbuka
·
Sikap Objektif
II. Teknologi Pengertian Teknologi Teknologi
adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Secara umum, teknologi dapat
didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda yang diciptakan secara
terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai.
a.
Ciri-Ciri Fenomena Teknik Pada
Masyarakat Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980)
memiliki ciri-ciri sebagian berikut : Rasionalistas, artinya tindakan spontan
oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan
rasional. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak
alamiah. Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan
dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu
mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis. Teknik berkembang
pada suatu kebudayaan. Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling
berinteraksi dan saling bergantung. Universalisme, artinya teknik melampaui
batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan. otonomi
artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
b.
Ciri-Ciri Teknologi Barat Bersifat Intensif pada semua kegiatan manusia.
Cenderung bergantung pada sifat ketergantungan. Selalu berpikir bahwa barat
adalah pusat dari segala teknologi.
II.
Kemiskinan Pengertian Kemiskinan Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai
kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.
B. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, dan lain-lain. Ciri-Ciri Manusia yang Hidup Dibawah Garis
Kemiskinan Berdasarkan ukuran ini maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Tidak memiliki factor-faktor produksi
sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll. Tidak memiliki kemungkinan
untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk
memperoleh tanah garapan ataua modal usaha. Tingkat pendidikan mereka rendah,
tidak sampai taman SD. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas Banyak
yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
c.
Fungsi Kemiskinan Jika kita menganut teori fungsionalis dan statistika
(Davis), maka kemiskinan memiliki sejumlah fungsi : Fungsi ekonomi : penyediaan
dana untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka lapangan kerja
baru dan memanfaatkan barang bekas. Fungsi sosial : menimbulakan altruisme
(kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup bagi si kaya,
sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan merangsang munculnya badan amal.
Fungsi kultural : sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi
sastrawan dan memperkaya budaya saling mengayomi antara sesama manusia. Fungsi
politik : sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk saling
bersaing bagi kelompok lain. Agama dan Masyarakat
A. Fungsi Agama
Fungsi
Agama Dalam Masyarakat
Sumber pedoman hidup Mengatur tata cara hubungan
manusia dengan tuhannya ataupun manusia dengan manusia. Tuntunan tentang
kebenaran atau kesalahan Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan Pedoman untuk
menanamkan keyakian Pedoman keberadaan. Pengungkapan estetika (keindahan)
Pedoman untuk rekreasi dan hiburan. Memberikan identitas pada manusia sebagai
umat suatu agama. Dimensi Komitmen Agama Dimensi komitmen agama menurut Roland
Robertson: Dimensi keyakinan mengandung perkiraan/harapan bahwa orang yang
religius akan menganut pandangan teologis tertentu. Praktek agama mencakup
perbuatan-perbuatan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama
secara nyata. Dimensi pengerahuan, dikaitkan dengan perkiraan. Dimensi
pengalaman memperhitungkan fakta, semua agama mempunyai perkiraan tertentu.
Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku
perseorangan.
B.
Pembagian Agama Tiga Tipe Kaitan Agama Dalam Masyarakat Kaitan agama dengan
masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan
sebenarnya secra utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954) : Masyarakat yang
terbelakang dan nilai-nilai sakral. Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan
terbelakang. Anggota masyrakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya
keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama.
Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya : Agama
memasukkan pengaruhnya yang sacral ke dalam system nilai masyarakat secra
mutlak. Dalam keadaan lain selain keluarga relatif belum berkembang, agama
jelas menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat
secara keseluruhan. Masyarakat pra-industri yang sedang berkembang. Keadaan
masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi
darpada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada system nilai
dalam tiap mayarakat ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sacral dan
yang sekular itu sedikit-banyaknya masih dapat dibedakan. Jelaskan Tentang
Pelembagaan Agama Pelembagaan agama adalah suatu tempat atau lembaga untuk
membimbing, membina dan mengayomi suatu kaum yang menganut
agama. Pelembagaan Agama di Indonesia yang mengurusi agamanya, yaitu :
Islam : MUI MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat
yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk
membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. Majelis
Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan
tanggal 26 juli 1975 di Jakarta, Indonesia. Kristen : Persekutuan Gereja-gereja
Indonesia (PGI) PGI (dulu disebut Dewan Gereja-gereja di Indonesia – DGI)
didirikan pada 25 Mei 1950 di Jakarta sebagai perwujudan dari kerinduan umat
Kristen di Indonesia untuk mempersatukan kembali Gereja sebagai Tubuh Kristus
yang terpecah-pecah. Karena itu, PGI menyatakan bahwa tujuan pembentukannya
adalah “mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.” Katolik : Konferensi
Wali Gereja Indonesia (KWI) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI atau Kawali)
adalah organisasi Gereja Katolik yang beranggotakan para Uskup di Indonesia dan
bertujuan menggalang persatuan dan kerja sama dalam tugas pastoral memimpin
umat Katolik Indonesia. Masing-masing Uskup adalah otonom dan KWI tidak berada
di atas maupun membawahi para Uskup dan KWI tidak mempunyai cabang di daerah.
Keuskupan bukanlah KWI daerah. Yang menjadi anggota KWI adalah para Uskup di
Indonesia yang masih aktif, tidak termasuk yang sudah pensiun. KWI bekerja
melalui komisi-komisi yang diketuai oleh Uskup-Uskup. Pada 2006 anggota KWI
berjumlah 36 orang, sesuai dengan jumlah keuskupan di Indonesia (35 keuskupan)
ditambah seorang uskup dari Ambon (Ambon memiliki 2 uskup) Hindu : PHDI
Parisada Hindu Dharma Indonesia ( PHDI ) ialah: Majelis tertinggi umat Hindu
Indonesia. Budha : MBI Majelis Buddhayana Indonesia adalah majelis umat Buddha
di Indonesia. Majelis ini didirikan oleh Bhante Ashin Jinarakkhita pada hari
Asadha 2499 BE tanggal 4 Juli 1955 di Semarang, tepatnya di Wihara Buddha Gaya,
Watugong, Ungaran, Jawa Tengah, dengan nama Persaudaraan Upasaka-Upasika
Indonesia (PUUI) dan diketuai oleh Maha Upasaka Madhyantika S. Mangunkawatja.
Konghucu : MATAKIN Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (disingkat MATAKIN)
adalah sebuah organisasi yang mengatur perkembangan agama Khonghucu di
Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1955. Keberadaan umat beragama
Khonghucu beserta lembaga-lembaga keagamaannya di Nusantara atau Indonesia ini
sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, bersamaan dengan kedatangan perantau
atau pedagang-pedagang Tionghoa ke tanah air kita ini. Mengingat sejak zaman
Sam Kok yang berlangsung sekitar abad ke-3 Masehi, Agama Khonghucu telah
menjadi salah satu di antara Tiga Agama Besar di China waktu itu; lebih-lebih
sejak zaman dinasti Han, atau tepatnya tahun 136 sebelum Masehi telah dijadikan
Agama Negara .
C. Agama Konflik dan Masyarakat > Contoh Kasus
Konflik Agama Dalam Masyarakat Konflik antara Yahudi-Islam yang masih hangat
dalam ingatan kita. Konflik ini berawal dari kepercayaan orang Yahudi akan
tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka yang dipercayai terletak di daerah
Israel, termasuk Yerusalem, sekarang. Pasca perbudakan Mesir, ketika orang
Yahudi melakukan eksodus ke Mesir namun kemudian malah diperbudak sampai
akhirnya diselamatkan oleh Musa, orang Yahudi kemudian kembali ke tanah mereka
yang lama, yaitu Israel. Akan tetapi, pada saat itu orang Arab telah bermukim
di daerah itu. Didasarkan atas kepercayaan itu, kemudian orang Yahudi mulai
mengusir Orang Arab yang beragama Islam itu. Inilah sebenarnya yang menjadi
akar konflik Israel dan Palestina dalam rangka memperebutkan Jerusalem. Konflik
ini semakin panas ketika unsur politik mulai masuk.
Sumber :
- http://tugas-untuk-kuliah.blogspot.com/2011/02/pengertian-ilmu-pengetahuan.html
- http://dara9.files.wordpress.com/2008/05/sikap-ilmiah.pdf
- http://riantinuri.blogspot.com/2013/03/teknologi.html
- http://jagkedd.blogspot.com/2012/10/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
- http://aji-pangestu.blogspot.com/2011/01/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar