1.Masyarakat
Pengertian Masyarakat
Masyarakat juga sering dikenal dengan istilah
society yang berarti sekumpulan orang yang membentuk sistem, yang terjadi
komunikasi didalam kelompok tersebut. Kata Masyarakat sendiri diambil dari
bahasa arab, Musyarak. Masyarakat juga bisa diartikan sekelompok orang yang
saling berhubungan dan kemudian membentuk kelompok yang lebih besar. Biasanya
masyarakat sering diartikan sekelompok orang yang hidup dalam satu wilayah dan
hidup teratur oleh adat di dalamnya.
Syarat-Syarat Menjadi Masyarakat, yaitu :
a)
Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama
b)
Merupakan satu kesatuan
c)
Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang
menimbulkan kebudayaan di mana setiap anggota masyarakat merasa
dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya
Tipe-Tipe Masyarakat :
a.
Masyarakat Terbuka
Dalam menerima perubahan, pada masyarakat terbuka dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Masyarakat yang Menerima Perubahan dengan seleksi
Dalam tipe masyarakat yang demikian, perubahan yang ada disikapi dengan sikap selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di masyarakat tersebut akan diterima dengan tangan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat menimbulkan rusaknya norma-norma sosial yang telah ada ditolak keberadaannya. Masyarakat seperti ini tergolong masyarakat modern.
berikut adalah ciri-ciri masyarakat modern:
1.Sikap hidup yang dapat menerima hal-hal baru dan terbuka untuk perubahan
2.Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat
3.Lebih mengutamakan masa kini, sangat
menghargai waktu
4.Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
5.Yakin pada IPTEK dari pada hal-hal gaib
(mistik)
6.Penuh perhitungan dan percaya diri
7.Menghargai harkat hidup orang lain
8.Memiliki sikap keadilan dan pemerataa
2. Masyarakat yang Menerima Perubahan Tanpa Seleksi
Semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu
masyarakat dianggap baik dan lebih maju, sehingga perlu diikuti, terutama
unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena perkembagan ilmu dan
teknologi mereka demikian maju dan cepat perkembangannya.
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua yang datang dari barat merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut WESTERNISASI
Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua yang datang dari barat merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut WESTERNISASI
Semua yang datang dari barat tidak dapat digolongkan modern. Pergaulan bebas, seks bebas, merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan nilai dan norma bangsa Indonesia.
Modern
tidak sama denga westernisasi. Hal ini berarti tidak semua yang datang dari
Barat itu modern. Westernisasi harus kita tolak. Kita bukan orang Barat, tapi
orang Indonesia yang memiliki nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial sendiri
yang jauh lebih baik dari norma-norma sosial yang ada di Barat.
b.
Masyarakat Tertutup
Masyarakat
tertutup sulit menerima perubahan. Mereka bersifat bahwa perubahan akan
menyebabkan hilangnya keaslian budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan,
adakalanya mereka menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan ada yang
tak mau menerimanya sama sekali. Mereka tak mau bergaul dengan masyarakat luar.
Masyarakat
Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum mengalami perubahan, kehidupan
mengembara di hutan, mengumpulkan makanan berupa daun-daunan, berpindah dari
satu tempat ke tempat yang lain (nomaden) bahkan mereka belum menggunakan
pakaian
Ciri –
Ciri Masyarakat Tertutup
1.Tak mau
kehilangan budaya aslinya
2.Perkembangan
ilmu pengetahuan yang lambat
3.Memiliki
sifat etnosentrisme yang tinggi
4.Terlalu
kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok
5.Mobilitas
sosial rendah
2.
Masyarakat Perkotaan
Pengertian
Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ciri-Ciri
Masyarakat Perkotaan
Ada
beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
1.
Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di
desa.
2. Orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung
padaorang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
3.
Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai
batas-batas yang nyata.
4.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh
warga kota dari pada warga desa.
5.
Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan
dari pada faktor pribadi.
6.
Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar
kebutuhan individu.
7.
Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Tipe-Tipe
Masyarakat
Dipandang
dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam Masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat
tawanan, dan lain-lain Masyarakat merdeka, yang terbagi dalam :
a.
Masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti
gerombolan, suku, yagn bertalian dengan hubungan darah atau keturunan
b.
Masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan
atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya
3. Desa
Pengertian
Desa
Desa
adalah kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
sendiri. Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin
yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga Negara atau anggota
masyarakat yang sangat kuat dan mempunyai hakikat didalam dirinya.
Ciri-Ciri
Desa, yaitu :
1.Mata pencaharian penduduk relatif pada sektor
pertanian.
2.
Perbandingan antara lahan dan penduduk relatif besar. Yaitu dimana lahan yang
luas di huni oleh penduduk yang sedikit.
3.Hubungan
antar warga relatif akrab.
4.Pada
umumnya tradisi leluhur masih di pegang kuat.
Ciri-Ciri
Masyarakat Pedesaan
a.Mempunyai
pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b.Ada
pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
c.Cara
berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam
sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang
bukan agraris adalah bersifat sambilan.
d.Didalam
masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam
dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas
wilayahnya.
e.Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan
dasar kekeluargaan.
f.Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
g.Masyarakat
tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan
sebagainya.
4.
Perbedaan Masyarakat Pedesaan Dengan Perkotaan
Homogenitas
dan Heterogenitas,masyarakat kota lebih cenderung masuk kedalam heterogenitas
ditinjau dalam beberapa aspek. Misalnya : agama,sosial,suku,adat-istiadat yang
dianut,maupun sifat sosial lainnya. Lain hal dengan masyarakat di desa mereka
umumnya hidup berkelompok. Menyamakan diri pada ciri hidup sosial berdasarkan
agama, kepercayaan,adat-istiadat,suku,dan budaya.
Orientasi
Terhadap Alam,masyarakat desa masih sangat bergantung pada alam mereka
menganggap bahwa alam sekitar tempat tinggal mereka adalah sumber kehidupan
mereka. Namun tidak dengan masyarakat kota,selain alam mereka juga memanfaatkan
teknologi. Dengan teknologi lah meeka memanfaatkan alam namun sudah dalam
bentuk lain.
Mata
pencaharian, masyarakat yang tinggal di desa umumnya bekerja sesuai dengan
dimana dia hidup. Misalnya; sekelompok orang tinggal di dataran tinggi umumnya
mereka bekerja sebagai petani kebun. Lain halnya dengan masyarakat kota seluruh
lapisan lapangan pekerjaan dapat mereka dapatkan di sana. Misalnya bekerja
sebagai pekerjaan kantoran,tenaga buruh,dll.
Corak
kehidupan sosial,masyarakat desa sangat mengutamakan social life nya. Mereka
bergotong royong melakukan hal tanpa ada unsur uang/materi. Namun karena
masyarakat kota yang syarat akan materi jadi segala sesuatu yang dilakukan atas
dasar materi untuk kepentingan diri sendiri.
5.
Hubungan Desa dan Kota
Masyarakat
pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu
sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan
yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan.
Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan
seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga
kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh
bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan
raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja
musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan
dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka
merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”,
dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan
perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat
transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan
dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan
kekotaan.
Hubungan
kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena
itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan
makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak danorang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti: (i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak danorang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
6. 5 Unsur
Lingkungan Perkotaan
Wisma :
unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung
terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial
dalam keluarga.
Karya :
unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena
unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
Marga :
unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan
hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan
antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
Suka :
unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
Penyempurna :
unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara
tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan
kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
7.Aspek
Positif dan Negatif Masyarakat Desa dengan Kota
Bertambahnya
penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,Terdesaknya
kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa
tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
Didesa
tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
Kegagalan
panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau
panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain
dikota.
Sumber
http://ipskreatif.pun.bz/ciri-ciri-desa.xhtml
http://vandredi-blog.blogspot.com/2010/02/ciri-ciri-masyarakat-kota-dan-desa.html
http://9triliun.com/artikel/1174/pengertian-masyarakat.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
http://caecarasekar.wordpress.com/2012/10/27/tipe-tipe-perilaku-masyarakat-dalam-menyikapi-perubahan
http://cahyamenethil.wordpress.com/2010/11/29/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/
http://vandredi-blog.blogspot.com/2010/02/ciri-ciri-masyarakat-kota-dan-desa.html
http://9triliun.com/artikel/1174/pengertian-masyarakat.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
http://caecarasekar.wordpress.com/2012/10/27/tipe-tipe-perilaku-masyarakat-dalam-menyikapi-perubahan
http://cahyamenethil.wordpress.com/2010/11/29/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/
Pertentangan Sosial Dan Integrasi
Masyarakat
Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari
individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi
kepentingannya. Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan
kehidupan individu itu sendiri. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya,
maka mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah
bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya. Individu yang berpegang pada
prinsipnya saat bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
individu tersebut dalam masyarakat merupakan kepuasan pemenuhan dari
kepentingan tersebut. Oleh karena itu, individu mengandung arti bahwa tidak ada
dua orang yang sama persis dalam aspek aspek pribadinya, baik jasmani maupun
rohaninya.
Dengan itu, maka akan muncul
perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti:
1. memperoleh
kasih sayang
2. memperoleh
harga diri
3. memperoleh
penghargaan yang sama
4. memperoleh
prestasi dan posisi
5. dibutuhkan
orang lain
6. memperoleh
kedudukan didalam kelompoknya
7. memperoleh
rasa aman dan perlindungan diri
8. memperoleh
kemerdekaan diri
Dalam hal diatas menunjukkan
ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang akhirnya akan
melahirkan suatu konflik. Hal mendasar yang dapat menimbulkan suatu konflik
adalah jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan pelaksanaan.
Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik
tetapi ada beberapa fase, yaitu Fase Disorganisasi dan Fase
·
Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme
Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan
pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar
pribadi, dimana setiap orang memilikinya. Melalui proses belajar dan semakin
dewasanya manusia, membuat sikap cenderung membeda-bedakan dan sikap tersebut
menjurus kepada prasangka. Apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya
bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka. Jika prasangka disertai
dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang yang bersangkutan
mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu salah, dan akhirnya
dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap
semua tingkah laku diri.
Perbedaan Prasangka dan
Diskriminasi, prasangka adalah sifat negative terhadap sesuatu. Dalam kondisi
prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau untuk status sosial
bagi suatu individu atau suatu. Seorang yang berprasangka rasial biasanya
bertindak diskriminasi terhadap rasa yang diprasangka.
Sebab Timbulnya Prasangka dan
Diskriminasi, berlatar belakang sejarah. dilatar belakangi oleh perkembangan
sosiokultural dan situsional. bersumber dari faktor kepribadian, berlatar
belakang dari perbedaan keyakinan dan agama.
Usaha untuk mengurangi Prasangka
dan Diskriminasi dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan
ekonomi, pemerataan pembangunan, dan usaha peningkatan pendapatan bagi WNI yang
masih di bawah garis kemiskinan. Perluasan kesempatan belajar. Sikap terbuka
dan lapang harus selalu kita sadari.
Ethnosentrisme yaitu
anggapan suatu bangsa/ras yang cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai
suatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan beranggapan bahwa
bangsa/ras lain kurang baik dimata mereka. Ethnosentrisme merupakan gejala
sosial yang universal.
Ethnosentrik merupakan akibat
ethnosentrisme yang menjadi penyebab utama dalam kesalahpahaman berkomunikasi.
Ethnosentrime dapat dianggap sebagai sikap Chauvinisme, yang pernah dianut
orang-orang Jerman pada zaman Nazi. Yaitu sikap yang merasa diri sendiri
superior/lebih unggul dari bangsa lain dan memandang bangsa lain adalah
inferior, nista, rendah, bodoh, dll.
·
Pertentangan Sosial/Ketegangan
Dalam Masyarakat
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas
daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai
pertentangan yang kasar. Terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dasar
dari suatu konflik, yaitu
1. terdapat
dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik
2. unit-unit
tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan,
masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan
3. terdapat
interraksi diantar bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut Konflik
merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang
sering dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada
lingkungan diri seseorang, kelompok, dan masyarakat.
·
Adapun cara pemecahan konflik tersebut :
1. Elimination, pengunduran
diri dari salah satu pihak yang terlibat konflik
2. Subjugation atau Domination,
pihak yang mempunyai kekuasaan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah
3. Majority
Rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting
4. Minority
Consent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak
merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta kesepakatan untuk melakukan
kegiatan bersama
5. Compromise,
artinya semua sub kelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan
mendapatkan jalan tengah
6. Integration,
artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan
ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi
semua pihak
·
Golongan-Golongan yang Berbeda
dan Integrasi Sosial
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat
majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang
dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia.
Masyarakat majemuk dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya
melalui jaringan-jaringan pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial.
Aspek-aspek dari kemasyarakatan tersebut, yaitu Suku Bangsa dan Kebudayaan,
Agama, Bahasa, Nasional Indonesia.
Masalah besar yang dihadapi
Indonesia setelah merdeka adalah integrasi diantara masyarakat yang
majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan. Masyarakat
majemuk tetap berada pada kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi
berdampingan (Bhineka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan.
·
adapun hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam
integrasi:
1. Tuntutan
penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
2. Isu
asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga
negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab)
3. Agama,
sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan
4. Prasangka
yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu
Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian
unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang
berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa,
nilai, dan norma. Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain:
· Anggota
masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka·
Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai
norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman
· Nilai
dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara
konsisten Integrasi Internasional merupakan masalah yang dialami
semua negara di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang
dihadapinya. Menghadapi masalah integritas sebenarnya tidak memiliki kunci yang
pasti karena latar belakang masalah yang dihadapi berbeda, sehingga integrasi
diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan
kekerasan atau strategi politik yang lebih lunak.
·
Beberapa masalah integrasi internasional, antara lain:
1. perbedaan
ideologi
2. kondisi
masyarakat yang majemuk
3. masalah
teritorial daerah yang berjarak cukup jauh
4. pertumbuhan
partai politik
Sumber : Sumber:
http://wede56.blogspot.co.id/2014/03/makalah-ilmu-sosial-dasar-masalah_3833.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar